Tertawa bisa menjadi penyakit? Atau malah lebih buruk, menjadi wabah? Mungkin kejadian paling aneh yang berhasil di dokumentasikan dalam penyakit psikogenik massal ini adalah Wabah Tawa Tanganyika pada 1962. Kejadian lengkap atas kondisi ini diterbitkan oleh Central African Journal of Medicine pada tahun 1963.
Tawa Tanganyika adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu peristiwa misterius yang terjadi pada tahun 1962 di desa Kashasha, pantai barat danau Victoria, Tanzania yang dahulu di kenal sebagai Tanganyika. Peristiwa tersebut berhubungan dengan tertawa yang tidak dapat berhenti atau terkontrol. Dimana penderita menjadi tertawa secara tak terkendali selama berjam-jem bahkan sampai mencapai hitungan hari. Tawa tak terkendali ini bukan hanya terjadi pada seseorang saja, tetapi juga menular pada orang di sekitarnya. Karena itu peristiwa ini kemudian di sebut wabah tawa tanganyika.
Wabah tawa tanganyika bermula di sebuah asrama mahasiswa pada tahun 30 January 2962. Wabah tawa mula mula menjangkiti 3 orang siswi yang kemudian menyebar kepada 95 hingga 159 siswa lainnya yang berusia antara 12 - 19 tahun. Wabah tawa itu berjangkit selama berjam-jam hingga 16 hari. Untungnya para staf sekolah dan guru tidak ada yang terjangkit. Namun begitu, wabah tawa tersebut telah membuat kosentrasi belajar terganggu sehingga pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk menutup sekolah pada 18 maret 1962.
Sayangnya, wabah tawa tangayika tidak berhenti di situ saja. Para korban tawa tanganyika yang dipulangkan ternyata membawah wabah tersebut bersama mereka dan menulari sanak saudara, handai tolan, keluarga dan penduduk desa. Hingga menulari sekolah-sekolah lainnya. Sehingga penyebaran wabah tawa tanganyika makin meluas dan memakan banyak korban. Baru setelah enam hingga delapan bulan sejak wabah itu muncul, fenomena itu pun menghilang. Tapi symptom yang di tinggalkannya cukup membuat para korban wabah tawa tanganyika menderita. Symptom yang disebabkan wabah tawa tanganyika antara lain adalah pingsan, kesakitan, sesak nafas, gatal-gatal hingga histeris.
Selama wabah tawa tanganyika itu melanda, kira-kira 14 sekolah di tutup dan 1000 orang menjadi korbannya. Hingga kini tidak di ketahui apa penyebabnya. Dan misteri wabah tawa tanganyika belum terpecahkan sepenuhnya. Kejadian detail tentang wabah tawa tanganyika ini di temukan dala sebuah journal kesehatan di Cetral African journal of Medicine yang terbit tahun 1963.
Tawa Tanganyika adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu peristiwa misterius yang terjadi pada tahun 1962 di desa Kashasha, pantai barat danau Victoria, Tanzania yang dahulu di kenal sebagai Tanganyika. Peristiwa tersebut berhubungan dengan tertawa yang tidak dapat berhenti atau terkontrol. Dimana penderita menjadi tertawa secara tak terkendali selama berjam-jem bahkan sampai mencapai hitungan hari. Tawa tak terkendali ini bukan hanya terjadi pada seseorang saja, tetapi juga menular pada orang di sekitarnya. Karena itu peristiwa ini kemudian di sebut wabah tawa tanganyika.
Wabah tawa tanganyika bermula di sebuah asrama mahasiswa pada tahun 30 January 2962. Wabah tawa mula mula menjangkiti 3 orang siswi yang kemudian menyebar kepada 95 hingga 159 siswa lainnya yang berusia antara 12 - 19 tahun. Wabah tawa itu berjangkit selama berjam-jam hingga 16 hari. Untungnya para staf sekolah dan guru tidak ada yang terjangkit. Namun begitu, wabah tawa tersebut telah membuat kosentrasi belajar terganggu sehingga pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk menutup sekolah pada 18 maret 1962.
Sayangnya, wabah tawa tangayika tidak berhenti di situ saja. Para korban tawa tanganyika yang dipulangkan ternyata membawah wabah tersebut bersama mereka dan menulari sanak saudara, handai tolan, keluarga dan penduduk desa. Hingga menulari sekolah-sekolah lainnya. Sehingga penyebaran wabah tawa tanganyika makin meluas dan memakan banyak korban. Baru setelah enam hingga delapan bulan sejak wabah itu muncul, fenomena itu pun menghilang. Tapi symptom yang di tinggalkannya cukup membuat para korban wabah tawa tanganyika menderita. Symptom yang disebabkan wabah tawa tanganyika antara lain adalah pingsan, kesakitan, sesak nafas, gatal-gatal hingga histeris.
Selama wabah tawa tanganyika itu melanda, kira-kira 14 sekolah di tutup dan 1000 orang menjadi korbannya. Hingga kini tidak di ketahui apa penyebabnya. Dan misteri wabah tawa tanganyika belum terpecahkan sepenuhnya. Kejadian detail tentang wabah tawa tanganyika ini di temukan dala sebuah journal kesehatan di Cetral African journal of Medicine yang terbit tahun 1963.
Demikian artikel tentang Misteri Tawa Tanganyika ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Misteri Tawa Tanganyika ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.